Senin, 27 Januari 2020

Kenapa PAUD Memerlukan Kurikulum Bermutu



Kenapa PAUD Membutuhkan Kurikulum Bermutu? Pertanyaan yang banyak diajukan oleh masyarakat ialah “kenapa urikulum patut berubah?” Seperti yang disuarakan pada komponen terdahulu bahwa kurikulum tak bersifat statis. Kurikulum diamati sebagai inti yang menggerakkan dan menuntun progres pengajaran.

Kenapa PAUD Memerlukan Kurikulum Bermutu
Kurikulum patut bisa mengoptimalkan potensi peserta ajar menjadi emampuan-kesanggupan yang dibutuhkan dalam kelanjutan pengajaran dan kehidupannya. Kurikulum patut mempunyai jangkauan yang lebih luas dan jauh.

Kurikulum patut menyiapkan si kecil untuk masa depan bukan anya untuk masa sekarang. Masa sekarang tentu akan berbeda dengan masa lalu dan masa depan sebab dunia senantiasa berubah. Kurikulum patut responsif kepada keperluan dunia yang senantiasa berubah.

Kurikulum yang responsif berarti kurikulum yang menyadari situasi dikala ini dan memahami situasi yang diinginkan di masa depan. Setidaknya ada tiga situasi yang memberikan alasan kenapa kurikulum berubah, ialah:

perubahan situasi dan keperluan dunia yang kian rumit menuntut sumber kekuatan manusia yang responsif kepada seluruh perubahan dan kritis kepada keadaan sulit yang dihadapi;
globalisasi di bidang ekonomi berdampak batasan antarnegara kian longgar, dalam pemenuhan ketenagakerjaan. Oleh sebab itu, kurikulum patut kapabel membangun keluaran pengajaran menjadi sumber kekuatan pembangunan yang mempunyai kesanggupan yang kompetitif, sikap kreatif, dan adversity yang tinggi;
pesatnya perkembangan sain dan teknologi sehingga dunia tanpa batas, dan segala mengenal segala dan yang kuat memberi pengaruh yang kurang kuat. Untuk itu, kurikulum pengajaran patut kapabel membangun sikap dan karakter kuat dari peserta ajar supaya konsisten menjaga jati diri, kehormatan keluarga, dan pujian bangsa tanpa patut merasa ketinggalan dari negara lain;
Di bidang demografi, Indonesia berada dalam posisi amat menguntungkan dengan komposisi kurva umur muda, artinya jumlah penduduk umur 0-9 tahun untuk tahun 2014 sebesar 47,2 juta atau 18,72% (sumber BPS). Komposisi penduduk seperti ini menguntungkan apabila semenjak umur dini mereka diajari secara pas dengan pola pengajaran yang bermutu, sebaliknya akan menjadi bencana apabila kurang disiapkan dengan bagus sebab kelak akan menjadi bobot pembangunan.
kenapa kurikulum berubah kenapa kurikulum acap kali berubah-ubah kenapa kurikulum selalu berubah kenapa kurikulum bisa berubah kenapa kurikulum seharusnya berubah kenapa kurikulum pengajaran berubah kenapa kurikulum matematika berubah kenapa kurikulum patut berubah-ubah kenapa kurikulum itu berubah ubah kenapa kurikulum pengajaran senantiasa berubah kenapa kurikulum matematika patut berubah alasan kenapa kurikulum senantiasa berubah jelaskan kenapa kurikulum senantiasa berubah kenapa kurikulum patut berubah kenapa kurikulum dapat berubah alasan kenapa kurikulum berubah elemen kenapa kurikulum berubah kenapa kurikulum slalu berubah kenapa kurikulum senantiasa berubah rubah kenapa kurikulum terus berubah-ubah kenapa kurikulum menyukai berubah
UNESCO membuktikan posisi pengaplikasian PAUD di Indonesia diantara negara- negara lain di dunia. Angka partisipasi PAUD di Indonesia berada pada urutan ke-45 dari 45 negara. Sementara itu mutu PAUD di Indonesia menduduki peringkat ke 44 setingkat di atas India. Rendahnya layanan PAUD di Indonesia memberi kontribusi besar kepada posisi hasil belajar pada tingkatan pengajaran berikutnya.




Menurut hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2012, kesanggupan si kecil Indonesia umur 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca masih rendah diperbandingkan dengan si kecil-si kecil lain di dunia. Hasil PISA 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam percobaan. Rata-rata nilai matematika si kecil- si kecil Indonesia 375, rata-rata nilai membaca 396, dan rata- rata nilai untuk sains 382.

Meski, rata-rata nilai OECD (the Organization for Economic Cooperation and Development) secara berurutan ialah 494, 496, dan 501. Analitik yang menarik dari kajian kepada hasil hal yang demikian dikarenakan progres pengajaran kurang menunjang kesanggupan berdaya upaya tingkat tinggi. Kerja pengajaran di Indonesia masih kental pada tahap berdaya upaya tingkat permulaan (mengingat/menghapal, memahami, dan menggunakan), belum menunjang si kecil menempuh kesanggupan analitik , evaluatif, dan kreatif.

Situasi-situasi hal yang demikian patut dipecahkan, mengingat keberadaan dan perkembangan suatu bangsa berlokasi pada mutu bangsanya bukan tergantung pada sumber kekuatan alam. Sumber kekuatan manusia yang diperlukan untuk menjawab tantangan di abad 21 ialah manusia yang mempunyai keterampilan dalam kehidupan dan karir, keterampilan dalam belajar yang meliputi 4 C, adalah: critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan keterampilan merajai teknologi, berita, dan media. Mengapa penting yang patut dipahami bersama bahwa mempunyai pengetahuan semata tak atau kurang kapabel menolong keberadaan seseorang apabila tak didukung dengan kesanggupan kreatif, berdaya upaya kritis, dan berkarakter.

Kajian situasi yang disupport data empirik hal yang demikian menunjang perlunya peningkatan mutu pengajaran di Indonesia semenjak umur dini, secara menyeluruh dan tersistematis, mulai dari peninjauan ulang kurikulum untuk segala tingkatan pengajaran, peningkatan mutu pengajar dan daya kependidikan serta peningkatan mutu standar lainnya.

Semoga penjelasan hal yang demikian bisa menjawab Kenapa PAUD Memerlukan Kurikulum Bermutu!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar